Pada kenyataannya tidak semua masyarakat membentuk
sebuah harmonisasi. Pada kondisi-kondisi tertentu hubungan antara masyarakat
diwarnai berbagai persamaan. Namun sering juga didapati perbedaan-perbedaan,
bahkan pertentangan dalam masyarakat. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan
perpecahan dalam masyarakat.
PERBEDAAN KEPENTINGAN
Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan
baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun
antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan
dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan
menerima. Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota penerima
karena ia patut untuk menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang
telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya menjadikan alat pengontrol
agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah
disepakati itu.
Rasa solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira
sebagai bukti kuatnya ikatan itu. Pada diri setiap anggota terkandung makna
adanya saling ikut merasakan dan saling bertanggungjawab pada setiap sikap
tindak baik mengarah kepada yang positif maupun negatif. Sakit anggota
masyarakat satu akan dirasakan oleh anggota lainnya. Tetapi disamping adanya
suatu harmonisasi, disisi lain keadaan akan menjadi sebaliknya. Bukan
harmonisasi ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan keadaan organisasi tetapi
disorganisasi.
Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya
pada kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai
hal. Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui
pertentangan-pertentangan. Sering diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya
hujan setengah hari, karena sebagus-bagusnya gading akan mengalami keretakan.
Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan negara mengalami kegoyahan-kegoyahan
yang terkadang keadaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan.
Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat
naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu
terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok
agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas.
PRASANGKA, DISKRIMINASI, DAN ETNOSENTRISME
A. Pengertian Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan
terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik
terlebih dahulu. Bahasa arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta
tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Disisi lain bahasa arab
“khusnudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan
diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan
untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau
situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah
laku. Oleh karena itu, bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku
atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan
sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan
demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka
tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian besar sifatnya apriori,
mendahului pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman sendiri), karena
merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka
bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi
yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi
(terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari
prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsur efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun
banyak juga orang-orang yang lebih sukar berprasangka. Tampaknya kepribadian
dan inteligensi, juga faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya
prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, karena
orang-orang macam ini bersikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari
suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari
sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan.
Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi
terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang
bertindak diskriminatif tanpa latar belakang prasangka. Demikian juga
sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak
diskriminatif.
B. Sebab-Sebab Timbulnya Prasangka dan
Diskriminasi
- Berlatar belakang sejarah. Orang-orang kulit putih di Amerika Serikat berprasangka negatif terhadap orang-orang Negro, berlatar belakang pada sejarah masa lampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-orang Negro berstatus sebagai budak.
- Dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional. Harta kekayaan orang-orang kaya baru, diprasangkai bahwa harta-harta itu didapat dari usaha-usaha yang tidak halal. Antara lain dari usaha korupsi dan penyalahgunaan wewenang sebagai pejabat dan lain sebagainya.
- Bersumber dari faktor kepribadian.
- Berlatar belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.
C. Usaha-Usaha Mengurangi atau Menghilangkan Prasangka
dan Diskriminasi
- Perbaikan kondisi sosial ekonomi.
- Perluasan kesempatan belajar.
- Sikap terbuka dan sikap lapang.
D. Pengertian Etnosentrisme
Etnosentrisme yaitu suatu
kecenderungan yang menganggap nilai-nilai dan norma-norma kebudayaannya sendiri
sebagai sesuatu yang prima, terbaik, mutlak dan dipergunakan sebagai tolak ukur
untuk menilai dan membedakannya dengan kebudayaan lain. Etnosentrisme merupakan
kecenderungan tak sadar untuk menginterpretasikan atau menilai kelompok lain
dengan tolak ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku
berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes.
Akibatnya etnosentrisme penampilan yang etnosentrik,
dapat menjadi penyebab utama kesalah pahaman dalam berkomunikasi.Etnosentrisme
dapat dianggap sebagai sikap dasar ideologi Chauvinisme pernah dianut oleh
orang-orang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya superior,
lebih unggul dari bangsa-bangsa lain, dan memandang bangsa-bangsa lain sebagai
inferior, lebih rendah, nista dsb.
Konflik (pertentangan) mengandung suatu pengertian
tingkah laku yang lebih luas dari pada yang biasa dibayangkan orang dengan
mengartikannya sebagai pertentangan yang kasar atau perang. Dasar konflik
berbeda-beda. Terdapat 3 elemen dasar yang merupakan ciri-ciri dari situasi
konflik yaitu :
- Terdapatnya dua atau lebih unit-unit atau baigan-bagian yang terlibat di dalam konflik.
- Unit-unit tersebut mempunyai perbedaan-perbedaan yang tajam dalam kebutuhan-kebutuhan, tujuan-tujuan, masalah-masalah, nilai-nilai, sikap-sikap, maupun gagasan-gagasan.
- Terdapatnya interaksi di antara bagian-bagian yang mempunyai perbedaan-perbedaan tersebut.
Konflik merupakan suatu tingkah laku yang dibedakan
dengan emosi-emosi tertentu yang sering dihubungkan dengannya, misalnya
kebencian atau permusuhan. Konflik dapat terjadi pada lingkungan yang paling
kecil yaitu individu, sampai kepada lingkungan yang luas yaitu masyarakat,
yaitu :
- Pada taraf di dalam diri seseorang, konflik menunjuk kepada adanya pertentangan, ketidakpastian, atau emosi-emosi dan dorongan yang antagonistik didalam diri seseorang.
- Pada taraf kelompok, konflik ditimbulkan dari konflik yang terjadi dalam diri individu, dari perbedaan-perbedaan pada para anggota kelompok dalam tujuan-tujuan, nilai-nilai, dan norma-norma, motivasi-motivasi mereka untuk menjadi anggota kelompok, serta minat mereka.
- Pada taraf masyarakat, konflik juga bersumber pada perbedaan di antara nilai-nilai dan norma-norma kelompok dengan nilai-nilai dan norma-norma kelompok yang bersangkutan berbeda. Perbedan-perbedaan dalam nilai, tujuan dan norma serta minat, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman hidup dan sumber-sumber sosio-ekonomis didalam suatu kebudayaan tertentu dengan yang ada dalam kebudayaan-kebudayaan lain.
Adapun cara-cara pemecahan konflik tersebut adalah :
- Elimination yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang telibat dalam konflik yang diungkapkan dengan : kami mengalah, kami mendongkol, kami keluar, kami membentuk kelompok kami sendiri.
- Subjugation atau domination, artinya orang atau pihak yang mempunyai kekuatan terbesar dapat memaksa orang atau pihak lain untuk mentaatinya.
- Mjority Rule artinya suara terbanyak yang ditentukan dengan voting akan menentukan keputusan, tanpa mempertimbangkan argumentasi.
- Minority Consent artinya kelompok mayoritas yang memenangkan, namun kelompok minoritas tidak merasa dikalahkan dan menerima keputusan serta sepakat untuk melakukan kegiatan bersama
- Compromise artinya kedua atau semua sub kelompok yang telibat dalam konflik berusaha mencari dan mendapatkan jalan tengah.
- Integration artinya pendapat-pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan dan ditelaah kembali sampai kelompok mencapai suatu keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
GOLONGAN-GOLONGAN YANG BERBEDA DAN
INTEGRASI SOSIAL
Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat
majemuk yang terdiri dari berbagai suku bangsa dan golongan sosial yang
dipersatukan oleh kesatuan nasional yang berwujudkan Negara Indonesia. Masyarakat
majemuk dipersatukan oleh sistem nasional yang mengintegrasikannya melalui
jaringan-jaringan pemerintahan, politik, ekonomi, dan sosial. Aspek-aspek dari
kemasyarakatan tersebut, yaitu Suku Bangsa dan Kebudayaan, Agama, Bahasa,
Nasional Indonesia.
Masalah besar yang dihadapi Indonesia setelah merdeka
adalah integrasi diantara masyarakat yang majemuk. Integrasi bukan peleburan,
tetapi keserasian persatuan. Masyarakat majemuk tetap berada pada
kemajemukkannya, mereka dapat hidup serasi berdampingan (Bhineka Tunggal Ika),
berbeda-beda tetapi merupakan kesatuan. Adapun hal-hal yang dapat menjadi
penghambat dalam integrasi:
- Tuntutan penguasaan atas wilayah-wilayah yang dianggap sebagai miliknya
- Isu asli tidak asli, berkaitan dengan perbedaan kehidupan ekonomi antar warga negara Indonesia asli dengan keturunan (Tionghoa,arab)
- Agama, sentimen agama dapat digerakkan untuk mempertajam perbedaan kesukuan
- Prasangka yang merupakan sikap permusuhan terhadap seseorang anggota golongan tertentu
Integrasi
Sosial adalah merupakan proses penyesuaian unsur-unsur yang
berbeda dalam masyarakat menjadi satu kesatuan. Unsur yang berbeda tersebut
meliputi perbedaan kedudukan sosial,ras, etnik, agama, bahasa, nilai, dan
norma. Syarat terjadinya integrasi sosial antara lain:
- Anggota masyarakat merasa bahwa mereka berhasil saling mengisi kebutuhan mereka
- Masyarakat berhasil menciptakan kesepakatan bersama mengenai norma dan nilai sosial yang dilestarikan dan dijadikan pedoman
- Nilai dan norma berlaku lama dan tidak berubah serta dijalankan secara konsisten
Integrasi Internasional merupakan masalah yang dialami
semua negara di dunia, yang berbeda adalah bentuk permasalahan yang
dihadapinya. Menghadapi masalah integritas sebenarnya tidak memiliki kunci yang
pasti karena latar belakang masalah yang dihadapi berbeda, sehingga integrasi
diselesaikan sesuai dengan kondisi negara yang bersangkutan, dapat dengan jalan
kekerasan atau strategi politik yang lebih lunak. Beberapa masalah integrasi
internasional, antara lain:
1. perbedaan ideologi
2. kondisi masyarakat yang majemuk
3. masalah teritorial daerah yang berjarak cukup jauh
4. pertumbuhan partai politik
Adapun upaya-upaya yang dilakukan untuk memperkecil
atau menghilangkan kesenjangan-kesenjangan itu, antara lain:
- Mempertebal keyakinan seluruh warga Negara Indonesia terhadap Ideologi Nasional
- Membuka isolasi antar berbagai kelompok etnis dan antar daerah/pulau dengan membangun saran komunikasi, informasi, dan transformasi
- Menggali kebudayaan daerah untuk menjadi kebudayaan nasional
- Membentuk jaringan asimilasi bagi kelompok etnis baik pribumi atau keturunan asing
INTEGRASI NASIONAL
Integrasi Nasional adalah penyatuan bagian-bagian yang
berbeda dari suatu masyarakat menjadi suatu keseluruhan yang lebih utuh atau
memadukan masyarakat-masyarakat kecil yang banyak jumlahnya menjadi suatu
bangsa. Selain itu dapat pula diartikan bahwa integrasi bangsa merupakan
kemampuan pemerintah yang semakin meningkat untuk menerapkan kekuasaannya di
seluruh wilayah (Mahfud MD, 1993: 71).
- Integrasi tidak sama dengan pembauran atau
asimilasi.
- Integrasi diartikan integrasi kebudayaan, integrasi
sosial, dan pluralisme sosial.
- Pembauran dapat berarti asimilasi dan amalganasi.
- Integrasi kebudayaan berarti penyesuaian antar dua
atau lebih kebudayaan mengenai berapa unsur kebudayaan (cultural traits)
mereka, yang berbeda atau bertentangan, agar dapat dibentuk menjadi suatu
sistem kebudayaan yang selaras (harmonis).
- Melalui difusi (penyebaran), di mana-mana unsur
kebudayaan baru diserap ke dalam suatu kebudayaan yang berada dalam keadaan
konflik dengan unsur kebudayaan tradisional tertentu.
Sumber :
http://ediz11.wordpress.com/2011/11/19/ilmu-sosial-dasar-bab-viii/
http://chefmila.webs.com/bab8.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar